Searching

Google

Manifesto

Mencintai seseorang begitu dalam akan memberikan kita keberanian Dicintai seseorang begitu dalam akan memberikan kita kekuatan

Sabtu, 23 Februari 2008

Perasaan ku.....!

Cinta adalah sebuah perasaan yang di berikan oleh Allah pada sepasang manusia untuk saling... (saling mencintai, saling memiliki, saling memenuhi, saling pengertian, dll). Cinta itu sendiri sama sekali tidak dapat di paksakan, cinta hanya dapat berjalan apabila kedua belah pihak melakukan "saling" tersebut...Cinta tidak dapat berjalan apabila mereka mementingkan diri sendiri. Karena dalam berhubungan pasangan kita pasti menginginkan suatu perhatian lebih dan itu hanya bisa didapat dari pengertian pasangannya...
Cinta adalah memberikan kasih sayang bukannya rantai. Cinta juga tidak bisa di paksakan dan datangnyapun kadang secara tidak di sengaja. Cinta itu indah namun kepedihan yang di tinggalkannya kadang berlangsung lebih lama dari cinta itu sendiri. Batas cinta dan benci juga amat tipis tapi dengan adanya cinta dunia yang kita jalani serasa lebih ringan dan indah.

Ketidak Berkuasaanku

Aku ingin mengatakan aku mencintaimu
Sungguh kalimat ini telah sampai ketenggorokanku
Tapi terhalang oleh ego dan kekuasaanku
Dan terjepit oleh kekwatiran hatiku

Aku ingin kau tahu bahwa aku mencintaimu
Sungguh andai kau tahu kerinduanku akanmu
Yang bercampur dengan kebencian dan keangkuhanku
Yang hingga kini masih dapat ku ingkari

Aku mencintaimu............itu saja........!!!!!

Kamis, 07 Februari 2008

Berita PERSIB Bandung (bag.4)

Robby Darwis - Perjalanan Panjang Sang Bima

SUNGGUH tidak cukup satu halaman untuk mencatat atau ngaguar (memaparkan, Red) perjalanan karier seorang Robby Darwis. Bahkan satu-dua buku rasanya tidak akan habis menampung jejak langkah pemain bintang sekelas Robby Darwis. Boleh jadi ini sebagai pujian yang berlebih. Tapi jujur saja, akan banyak orang yang setuju.

tj Dikenal sebagai Si Bima, Robby memang telah melangkah jauh untuk mewarnai klub sebesat Persib dan sepakbola Indonesia. Persib dan Timnas Indonesia, pernah merasakan tuah Si Bima yang mengawali kariernya di klub kecil di kota kecil, Lembang Kabupaten Bandung.
"Saya main sepakbola karena banyak anak Lembang yang belajar sepakbola dan berhasil," akunya.

Sekarang Robby jelas telah menambah panjang daftar anak Lembang yang sukses sebagai pemain Persib dan Timnas. Robby telah norehkan banyak prestasi bersama Persib dan tim Merah Putih (daftar prestasi dalam adalah sebagain yang bisa dicatat).

Kualitas mengolah bola yang dimiliki Kang Robby juga membuat dia pernah merumput di Liga Malaysia. Klub Kelantan Malaysia adalah tim luar negeri pertama yang dibela mantan kapten Persib dan Timnas ini. "Di Kelantan saya juga jadi kapten tim. Tapi sebagai kapten Kelantan, saya pernah mendapat kartu merah," akunya jujur sambil menyebutkan Kelantan kepincut aksinya ketika tampil bersama Timnas di negeri Jiran.

Kini Kang Robby telah memetik buah hasil kerja kerasnya sebagai pesepakbola. Statusnya sebagai karyawan BNI, diakui Kang Robby sebagai buah manis dari 'pohon' yang lama ditanamnya di lapangan hijau.
"Semua itu diraih berkat prestasi yang dicatat bersama Persib," aku lelaki yang kini juga jadi salah satu pelatih Persib LI XIII.

Tentang masa depan sepakbola Indonesia dan tentunya Persib, Robby menegaskan, tidak bisa lepas dari peran penonton. Bobotoh kata Kang Robby, punya peran besar dalam mendorong Persib mencatat prestasi. "Tapi tentunya bobotoh yang tidak melakukan tindakan-tindakan yang justru bisa merugikan Persib," ucapnya.

Kita semua pantas membenarkan ucapan Kang Robby. Karena bagaimanapun Si Bima ini sudah melangkah sangat jauh sebagai pesepakbola.(daf)

Robby Darwis Facts
Lahir: Lembang 31 Oktober 1965
Istri: Suci Guntari
Anak: Canigia Fikri Robiana, Careca Raka (alm), Ratu Najra (Bulan), Ratu Najdah (Bintang)
Ayah: Edi Supriadi
Ibu: Elice Portier
Kakak: Raniyati
Adik: Roy Darwis
Klub: Arjuna, Pesma, Isuda, Setia, Jarum, Persib, Kelantan Malaysia
Prestasi:
- Tiga kali membawa Persib juara Perserikatan (1986, 1989, 1990)
- Satu kali membawa Persib juara Liga (l993)
- Merebut Piala Sultan Hasanah Bolkiah bersama Timnas, Brunei (1994)
- Bersama Timnas merebur medali emas Sea Games di Jakarta (l987) dan Sea Games Manila (l991)
- Merebut sepatu emas untuk gelar pemain terbaik Indonesia (l987)

Jadi Stoper Karena Marek Janota

PADA masa jayanya, Robby Darwis, dikenal dengan sebutan Si Bima. Sebutan ini melekat bukan hanya karena tubuhnya yang tinggi besar. Tapi juga karena ketangguhannya dalam membendung serbuan pemain lawan. Sebagai stoper, Kang Robby memang abadi dalam ingatan bobotoh.

Namun sebelum dikenal sebagai tembok tangguh tim Maung Bandung, Kang Robby pada awal kariernya bermain sebagai gelandang dan bahkan striker. Dua peran yang pastinya tidak dikenal bobotoh pada umumnya.

"Sebagai striker, dulu saya jago cetak gol juga," kata Si Bima, eh Kang Robby, tanpa nada menyombongkan diri.
Adalah Marek Janota, pelatih Persib asal Polandia, yang membelokkan peran Kang Robby dari striker ke peran stoper. Namun Janota yang sukses memoles beberapa pemain Persib jadi pemain bintang, terbukti tidak salah. Robby Darwis memang akhirnya lebih dikenal sebagai defender tanggung Persib dan juga Timnas Indonesia.

Jadi Mister Janota itulah secara tidak langsung punya peran besar melahirkan 'Si Bima' di tim Maung Bandung. Sebagai Bima di tim Persib, Kang Robby juga nampaknya tidak bisa memupus mimpinya jadi seorang striker. Makanya bobotoh pun sangat akrab pada aksi Kang Robby yang meninggalkan lini belakang untuk membantu serangn. Dan bobotoh di tribun stadion kerap mengiringi langkah panjang Kang Robby dengan teriakan: Halik ku Aing!(daf)

Namanya Punya Daya Magis

NAMA Robby Darwis tidak hanya membuat penyerang-penyerang tim musuh Persib ketar- ketir. Namun nama pemain yang pantas masuk jajaran pemain legendaris Persib ini juga punya data magis sekaligus daya jual. Ingin bukti, saat ini telah lahir sekolah sepakbola (SSB) dengan nama SSB Robby Darwis.

Kang Robby tidak menampik ketika namanya dijadikan nama SSB yang berdiri di Kabupaten Lembang, Kabupaten Bandung ini. Padahal di SSB yang usianya belum menginjak satu tahun ini, tidak hanya Kang Robby yang menularkan ilmu sepakbola. Di SSB Robby Darwis ini juga ada sederet nama-nama mantan pemain tim Maung Bandung yang punya jabatan sebagai pelatih.

"Alhamdulillah sekarang anggotanya sudah mencapai lebih dari 250 orang. Jumlah ini jauh lebih banyak dibanding ketika pertama kali dibuka," tutur suami dari Suci Guntari ini.

Bersama SSB-nya Kang Robby punya obsesi besar. Bapak dari empat anak, satu orang meninggal, ingin melahirkan pemain-pemain berkualitas yang pada saatnya akan memperkuat Persib dan Timnas.
"Saya juga ingin menemukan penerus saya," akunya.

Tapi Robby mengakui, melahirkan pemain sepakbola berkualitas bukan perkara gampang. Untuk itu Robby akan sangat bangga bila murid-murid di SSB-nya, sudah bisa memahami dan memainkan sepakbola secara benar.
"Dengan bermain sepakbola, saya juga berharap anak-anak kita tidak hanya bisa hura- hura. Dengan main sepakbola, saya berharap tidak ada anak yang terjerumus narkoba," tuturnya serius. Sebuah cita-cita yang mulia Kang.(daf)

Pemain dengan Banyak Pelatih

SEBAGAI pemain yang lama membela Persib dan Timnas, Kang Robby termasuk pemain yang unik. Uniknya pemain ini pernah ditangani banyak pelatih. Semua nama yang pernah menangani Persib, bisa dikatakan pernah dikatakan pernah memoles kemampuan Kang Robby.

Sebut saja, mulai dari Guru Omo, Ade Dana, Indra Thohir, Nandar Iskandar, hingga Risnandar pernah menjadi pelatih Kang Robby yang terkenal sebagai stroper tangguh sekaligus kapten Persib dan Timnas.

"Marek Janota juga pernah menjadi pelatih saya. Bahkan dia yang menempatkan saya sebagai pemain bertahan," aku anak asli Lembang ini.
Robby termasuk sosok yang tidak mau melupakan jasa-jasa pelatihnya. Untuk itu Robby masih mengingat nama-nama yang pertama kali menjadi pelatihnya ketika masih belajar menendang di klub 'kampung, di Lembang sana.

"Orang pertama yang mengajar saya menendang bola adalah Enan Sobhana, Ade Husen (alm), dan Abas Bastaman. Itu pelatih saya ketika belajar sepakbola di klub-klub di Lembang dan Bandung," paparnya. Asal tahu saja, Kang Robby pertama kali belajar sepakbola di klub Arjuna Lembang.(daf)

Di Kutip dari : vikingpersib.net
Jaja Sutarjat Diangkat Menjadi Manager PERSIB

Jaja Sutarja Diangkat sebagai Manager Persib Yang Baru Melengserkan Yossi Irianto yang 2 (dua) tahun ini GAGAL membawa persib menuju yang terbaik di Indonesia.

Terimakasih atas segala dedikasi yang telah di berikan oleh Yossi Irianto selama menjabat dan Selamat Berjuang untuk Jaja Sutarja. Bawalah Persib Bandung Yang Kami Banggakan Ke Posisi Puncak Liga Super Indonesia.

Djabat Erat Dari Kami
Viking Persib Club
Persib Ataoe Mati

Selasa, 05 Februari 2008

Berita PERSIB Bandung (bag.3)

Liga Indonesia, Liga Teraneh di dunia

Prestasi sepakbola suatu negara biasanya sangat tergantung pada kualitas liganya. Hal ini karena kualitas kompetisi atau liga dalam negara yang bersangkutan akan sangat berpengaruh terhadap kualitas pemain timnas. Sebagai contoh, jangan sangsikan kualitas Serie A Liga Italia. Walaupun diterpa berbagai skandal, Italia dapat menjadi juara dunia dengan 100% pemain dari Serie A. Ini membuktikan Serie A masih terbukti kualitasnya.

Lalu bagaimana dengan Indonesia? Rasanya masih jauh panggang dari api. Kekeringan prestasi di level internasional sebenarnya disebabkan karena buruknya kualitas liga. Keributan antarsuporter, sistem kompetisi yang tidak jelas, jadwal pertandingan yang berubah-ubah selalu mewarnai kompetisi yang hampir berjalan selama tiga belas tahun ini.

Lupakan keributan antarsuporter. Hal itu mungkin sudah menjadi hal “biasa” di Liga Indonesia. Salah satu faktor yang menyebabkan Liga Indonesia terasa “aneh” adalah sering berubah-ubahnya format kompetisi. Bayangkan, Liga Indonesia pernah menggunakan sistem satu wilayah, dua wilayah, dan juga tiga wilayah. Jumlah tim yang berpartisipasi pun berubah-ubah. Yang lebih anehnya lagi, suatu sistem kompetisi tak pernah bertahan lebih dari dua tahun. Sepertinya PSSI tak pernah konsisten dalam menjalankan programnya.

Bukti lain keinkonsistenan PSSI adalah mengenai hukuman terhadap pemain maupun klub. Hukuman dapat dengan mudahnya berubah. Sebagai contoh, pada babak 8 besar Liga Djarum 2007. Sebelumnya diputuskan Euvgeny Khamaruc, Christian Gonzales, dan Alexander Pulalo dikenai hukuman dilarang memperkuat klubnya masing-masing. Ajaibnya, ketiga pemain tersebut masih bias bermain di pertandingan berikutnya!! Satu lagi, supporter yang rusuh bias terpilih menjadi supporter terbaik. Hal ini semakin membuktikan betapa lemahnya hukum di Liga Indonesia.

Hal lain yang membuat Liga Indonesia semakin “aneh” adalah mengenai jadwal pertandingan. Di Liga lain selain Liga Indonesia jadwal pertandingan selalu dilaksanakan secara teratur. Berbeda dengan di Indonesia, dalam satu pekan ada tim yang bertanding dan tidak. Jangan heran kalau ada tim yang sudah bermain 27 kali, namun ada pula yang baru 24 kali bertanding.

Masih berkaitan dengan jadwal, Liga Indonesia selalu mengalami berbagai jeda kompetisi. Hal ini menyebabkan liga berlangsung setahun penuh. Berbagai alasan seperti kepentingan timnas, politik, ataupun bulan Ramadhan selalu dijadikan dalih dalam jeda kompetisi. Hal tersebut sebenarnya tidak baik untuk kondisi fisik pemain. Selain itu PSSI juga sangat gemar mengubah jadwal di tengah kompetisi. Suatu kondisi yang mungkin hanya terjadi di Liga Indonesia.

Tanpa Degradasi
Satu hal yang membuat suatu liga menarik adalah adanya promosi dan degradasi. Tentunya sangat menarik menyaksikan perjuangan tim papan bawah yang berjuang keras agar dapat bertahan musim depan. Bagaimana jadinya jika degradasi dihilangkan? Tentunya hal itu dapat membuat suatu liga menjadi hambar dan tanpa esensi. Hal inilah yang beberapa kali terjadi di Liga Indonesia. Parahnya lagi, keputusan tersebut dibuat saat liga tengah berlangsung. Semain lengkaplah “keanehan” Liga Indonesia.

Liga Indonesia X, saat LI menggunakan sistem satu wilayah, tiba-tiba saja PSSI membuat keputusan kontroversial. Degradasi dihilangkan dengan dalih tahun selanjutnya akan menggunakan sistem dua wilayah. Apakah hal tersebut hanya berlangsung sekali saja? Ternyata tidak. Saat LI XII, PSSI menghilangkan degradasi. Kali ini dengan dalih untuk menghormati para korban gempa di Yogyakarta dan sekitarnya.

Seakan tak pernah puas dengan keputusan kontroversialnya, musim ini PSSI kembali membuat keputusan yang benar-benar “aneh”. Degradasi kembali dihilangkan karena tahun depan akan diselenggarakan Liga Super. Pada musim kompetisi musim depan Liga Super diikuti 18 tim, Divisi Utama 34 tim, Divisi Satu 48 tim, Divisi Dua 84 tim. Tak ada degradasi di Divisi Utama dan Divisi Satu.

Apakah format kompetisi tahun depan benar-benar akan menjadi format kompetisi yang tetap dan tidak akan berubah lagi? Hmm, penulis sendiri ragu akan hal tersebut. So, jangan pernah pernah menyangsikan “keanehan” Liga Indonesia.

Kesimpulan:
Keanehan Liga Indonesia:
1. Jadwal amburadul
2. Kompetisi berjalan setahun lebih
3. Libur lama sekali (selesai Februari, mulai lagi Juli)
4. Ketua umumnya punya kantor di penjara
5. Jumlah tim banyak banget ya 36 tim
6. Suporter “jeruk busuk” yang jelas-jelas rusuh bisa jadi supporter terbaik

ada yg mau menambahkan???

Secuil kata hari ini....

There is only one happiness in life, to love and be loved.
You know you are in love, when you see the world in her eyes, and her eyes everywhere in the world.