Searching

Google

Manifesto

Mencintai seseorang begitu dalam akan memberikan kita keberanian Dicintai seseorang begitu dalam akan memberikan kita kekuatan

Jumat, 28 November 2008

Puisi Cinta 5

Her Presence

To gaze upon my love,
Is to feel completely at ease.
I run my fingers through her hair,
And it smells of a warm breeze.

We stand in a timeless moment,
Together in a tight embrace.
Motionless in the night's air,
Observing every detail of her face.

The strength of her beauty,
Has command over my will
We spend every moment we can,
And yet, can never get our fill.

Her personality seals the deal.
I shall remain with her forever.
I make a pact with my self this night,
To never lose this treasure.

Selasa, 29 Juli 2008

Bahan Renungan - Terhukum 1 Tahun


Bahan Renungan - Terhukum 1 Tahun

Sehubungan dengan keputusan sanksi 1 tahun tanpa atribut terhadap bobotoh Persib. Maka dengan ini kami --bobotoh Persib di Internet-- akan menjalankan keputusan ini sebagai bahan renungan untuk bertindak lebih baik lagi dikemudian hari. Sebagai bentuk kebanggaan kami terhadap Persib Bandung dan demi kemajuan sepakbola indonesia pada umunya.

Tindakan ini bukan merupakan pembenaran atau menyalahkan pihak-pihak tertentu sebagai sebab jatuhnya sanksi. Tindakan ini sifatnya lebih kepada bagaimana kita melihat kedepan, bagaimana kita bersikap, apa yang bisa kita lakukan.


Tertanda,


Komunitas Bobotoh Sa-alam Dunya


Jumat, 18 Juli 2008

Puisi Cinta 4

Selamat Malam Kenangan

Cinta memanggilku
Segera kuberlari menghampiri
Meski harus kutempuh
Jalan berbatu dan berliku
Kan kuserahklan diri
Kedalam rangkulan sayap-sayapnya
Sekalipun duri-duri yang bersemayam dibalik sayapnya
Akan melukaiku
Ku bisikan cinta
Mungkin cinta kan membawaku
Terbang tinggi ke kumpulan bintang-bintang
Namun dia juga akan mencabik-cabik
Satu nafas terhembus adalah kata
Angan, debur, dan emosi tercampur
Dalam jubah terpautan tangan kita terikat...
Bibir kita menyatu...
Maka setiap apa yang terucap
Adalah sabda pandita ratu
Di luar itu pasir, di luar itu debu
Hanya pasir meniup saja lalu hilang
Terbang tak ada
Tapi kita tetap menari
Tarian cuma kita yang tahu
Kenangan.....

- 'el'diar sanjaya -

Kamis, 17 Juli 2008

Puisi Cinta 3

A Special World

A special world for you and me
A special bond one cannot see
It wraps us up in its cocoon
And holds us fiercely in its womb.

Its fingers spread like fine spun gold
Gently nestling us to the fold
Like silken thread it holds us fast
Bonds like this are meant to last.

And though at times a thread may break
A new one forms in its wake
To bind us closer and keep us strong
In a special world, where we belong.

- 'el'diar sanjaya -

Artikel Islam

Dialog Kristen-Islam
Suatu Tanggapan Terhadap Hans Kung

oleh Seyyed Hossein Nasr
George Washington University, Washington D.C.

SUNGGUH merupakan kebahagiaan bagi saya untuk dapat menanggapi makalah Professor Hans Kung tentang hubungan-hubungan Islam Kristen. Sudah barang tentu sangat terlambat sekali di masa sejarah manusia ini semata-mata mengabaikan penyajiannya yang sarat dengan kata-kata basi dan diplomasi ini. Saya ingin, oleh karenanya, mencermati isu-isu penting sekali yang telah dikemukakan dengan penuh kesadaran pada kesulitan-kesulitan yang ada di wilayah ini dan dengan keberanian yang dibutuhkan untuk secara langsung mengkonfrontasikan halangan-halangan yang ada dan yang telah digarisbawahi Kung. Betapapun juga, ada perbedaan-perbedaan amat penting yang terdapat di dalam interpretasi Islam tentang beberapa hal ini. Hans Kung telah memulai pagi hari ini dengan suatu silogisme Aristotelian, bahwa tidak mungkin ada kedamaian tanpa kedamaian di antara agama-agama, bahwa kedamaian tidak mungkin ada tanpa dialog, dan bahwa dialog tidak mungkin ada tanpa pemahaman. Dan karena itu, saya akan mulai catatan-catatan saya dengan mengupas hal ini.

Jika kedamaian merupakan tujuan dialog keagamaan --sebuah tesis yang tentu saja dapat diperdebatkan karena kebenaran datang sebelum kedamaian dan kedamaian mengikuti kebenaran-- maka kita harus membicarakan Islam apa adanya, sebagaimana yang diterima oleh hampir satu milyar pemeluknya, bukan sebagaimana yang kita maui agar kita meneruskan dialog dengannya.

Saya menempatkan diri saya pada posisi ini hari ini sebagaimana saya selalu dan berbicara dari perspektif Islam tradisional. Seluruh pertanyaan yang akan saya jawab, yakni pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan al-Qur'an, tabiat Nabi Muhammad dan sebagainya, akan dijawab dengan cara seperti itu yang merupakan tanggapan-tanggapan saya yang telah disampaikan di Lahore, Kairo, Marakesy, atau beberapa tempat lain di dunia Muslim. Jawaban-jawaban tersebut cukup menarik perhatian orang-orang terpelajar di kota-kota tersebut dan kebanyakan mereka membela posisi-posisi yang ditawarkan di dalam tanggapan-tanggapan ini.

Tidak diragukan bahwa Kung telah mengambil sebuah langkah menuju pemahaman tentang Islam. Langkah Kung ini jauh dari posisi yang menunjukkan sikap-sikap Katolik dan sebagian besar Protestan terhadap Islam sejak John dari Segovia dan Nicholas Cusanus, kardinal-kardinal besar abad kelima belas, yang dibalas (dijawab) dengan kekecewaan menyusul Konsili Florensa. Sikap itu tidak lain dari semacam diplomasi yang santun vis-a-vis (berhadapan dengan) Islam, sebuah sikap yang terus dijalankan selama hampir lima ratus tahun, dan meski menghasilkan persahabatan-persahabatan, toh tidak pernah memecahkan problema-problema teologis mendalam yang diciptakan oleh pertemuan Kristen dan Islam. Saya teringat bahwa persis sembilan tahun lalu di musim gugur yang indah, saya berbahagia sekali memimpin sekelompok teolog Muslim ke Roma untuk sebuah dialog Kristen-Islam. Kami bahkan saat itu dibawa ke Assisi. Saya diperkenankan menunaikan shalat zhuhur dengan dua orang lain di tempat St. Francis yang agung itu memperoleh stigmata (tanda yang ditorehkan dengan paku ke badan orang-orang suci-pen.). Itu adalah tindakan yang luar biasa dari tuan rumah kami, tetapi tetap tidak memecahkan masalah-masalah teologis Kristen-Islam. Dan masalah-masalah yang tidak terpecahkan itu adalah masalah-masalah yang sebenarnya disinggung Kung sekarang ini.

Perkenankan saya memulai, pertama-pertama, dengan menyatakan bahwa sebagai seorang Muslim saya senang Kung telah menampilkan Islam dengan serius secara teologis. Tetapi dengan mengemukakan fakta ini tentang perhatiannya terhadap realitas Islam, saya memiliki beberapa kritik terhadap upayanya yang sejak awal mendefinisikan Islam sebagai "suatu unsur yang terus menerus berubah sepanjang abad." Adalah sangat penting untuk tidak menyamakan pengertian dewasa ini tenting perubahan menurut orang-orang Kristen dalam tradisi mereka sendiri dengan cara orang-orang Muslim membayangkan Islam yang sesungguhnya, tidak jadi soal bagaimana para sarjana Barat modern memandang sejarah Islam.

Apa yang dibayangkan kesarjanaan Barat mengenai dunia Islam yang sesungguhnya tidaklah sepenuhnya sama dengan konsepsi orang-orang Muslim sendiri tentang tradisi mereka dan perkembangan historisnya, dan karena itu demikian pula dengan apa yang menjadi landasan penting untuk sebuah dialog yang berhasil. Bagi Islam, bukti kuat adalah bukti kepermanenan, yang meliputi realitas pusat Islam. Ka'bah masih tetap Ka'bah, haji adalah apa yang ditunaikan Nabi Muhammad, salat lima kali sehari ya seperti yang dilakukan Sang Nabi, dan syari'ah sebagaimana dikodifikasi atas dasar al-Qur'an dan Sunnah Nabi masih menentukan realitas kehidupan keagamaan orang-orang Muslim. Malah rincian-rincian lebih kecil tentang kehidupan sehari-hari yang diatur oleh Hukum Suci, yang lebih sentral daripada formulasi-formulasi teologis dalam Islam, tetap ada untuk sebagian besar sepanjang zaman. Saya tidak ingin menyatakan bahwa ada suatu Islam monolitik; tesis yang selalu saya tentang. Semakin banyak kita mempelajari interpretasi-interpretasi dan madzhab-madzhab yang aneka ragam semakin baik, sehingga setidaknya kita tidak akan melakukan lagi kesalahan seorang mahasiswa tingkat sarjana dari Sekolah Tinggi Teologi ini lima tahun lalu, yang terbang ke Teheran tiap dua pekan dan kembali dengan "pengetahuan yang mendalam" mengenai Syi'ah dan kesatuan Islam revivalis. Saya tidak mengatakan bahwa ada sebuah Islam monolitik, melainkan apa yang ingin saya katakan adalah bahwa ide kepermanenan dalam Islam merembes ke seantero kesadaran Islam tentang dirinya sendiri, meskipun terdapat keanekaan interpretasi. Inilah yang harus dihadapi setiap orang dan bukan semata-mata mengharap agar orang-orang Muslim secara berangsur-angsur akan memperoleh sebuah konsep historis atau historistik tenting perkembangan teologia dan keagamaan mereka sendiri dari sudut pandang Barat modern supaya memungkinkan dialog. Kalaulah hal seperti ini yang dilakukan, maka sama dengan membiarkan dialog mati sejak permulaan karena kesalahan.

Saya gembira Kung menegaskan bahwa Islam adalah sebuah cara hidup yang total. Pernyataan ini lagi-lagi sudah terlalu terlambat untuk diulang-ulang dan pada dasarnya merupakan semacam tautologi [penambahan kata-kata tetapi tak memberi arti yang baru, alias pengulangan saja] yang kosong bagi banyak orang Muslim. Bahkan orang-orang yang tidak begitu taat dan tidak tahu tradisi mereka sendiri dengan baik mempertegas pernyataan tersebut yang fundamental bagi pemahaman tentang Islam. Kritik Kung terhadap extra ecclesiam nulla salus [tak ada keselamatan di luar Gereja], yang kini menjadi perdebatan sejumlah teolog Kristen, sangat penting, tetapi manakala ia memasuki persoalan jalan-jalan keselamatan yang biasa dan luar biasa kita pun tenggelam di dalam air yang sangat dalam. Saya pikir bahwa sejak Jacques Maritain, salah seorang pemikir Katolik yang lebih kontemporer, mulai berusaha menerima Islam dan agama-agama non-Kristen lain "dengan serius" dengan menyebutkan mistisisme natural dan super-natural (mystique naturelle et mystique supernaturelle) dan juga mengenai keselamatan biasa dan luar biasa, sebuah jenis baru "diplomasi" yang mungkin cocok bagi orang-orang yang disibukkan dengan urusan-urusan luar tetapi bukan bagi para teolog bergerak pelan-pelan kepada diskusi-diskusi ekumenis. Saya pikir kita harus menyingkirkan jenis "diplomasi" sopan-santun ini yang sebenarnya justru mengelak dari isu-isu dasariah tentang kebenaran dan kepalsuan jika memang ada perjalanan menuju suatu dialog serius. Baik lelaki maupun perempuan diselamatkan Tuhan dan itu adalah luar biasa --dalam semua hal menjadi manusia sebenarnya adalah luar biasa-- atau mereka tidak diselamatkan sama sekali. Islam, sudah barang tentu, menolak dalam suatu bentuk kategoris perlawanan antara cara-cara keselamatan biasa dan luar biasa.

Untungnya, Hans Kung mempunyai keberanian untuk mengajukan persoalan kepribadian Nabi Muhammad. Apa yang dalam jantung kesalahpahaman Islam-Kristen bukan hanya doktrin-doktrin, yang secara teologis dan metafisis, dapat diperhatikan, adalah warisan kebencian ribuan tahun dari orang-orang Kristen terhadap pendiri Islam ini. Seseorang dari negeri yang sama dengan Kung, Enrico dari Meinz, yang pada tahun 1142 menulis Vita Mahometi dalam bahasa Latin, sebuah karya yang sudah dibaca di seluruh Eropa, menampilkan semacam sikap polemis yang menyerang Nabi Muhammad, yang dominan di Barat selama sembilan ratus tahun. Malah sekarang, dengan segala kata-kata hambar dan deklarasi-deklarasi diplomatik, dan bahkan isyarat-isyarat kemanusiaan terhadap Islam, dan bahkan di dalam deklarasi Vatikan 1962, Nabi Islam tetap saja selalu dipinggirkan, sebagaimana telah ditegaskan oleh Kung tadi. Bagaimanapun juga tidak ada kemungkinan bagi dialog jika kepribadian Nabi Muhammad tidak dimengerti. Di bagian pertama esainya, Kung rnembuka pintu, tetapi di bagian kedua ia menutupnya bagi orang-orang Muslim.

Sebelum mengupas masalah tersebut, izinkan saya kembali sejenak kepada al-Qur'an dan lalu kepada Nabi Muhammad. Kung mengatakan bahwa al-Qur'an sama sekali tidak menentukan lebih dahulu perkembangan Islam. Saya katakan bahwa al-Qur'an menentukan lebih dahulu perkembangan Islam dalam setiap arah. Yaitu bagaimana orang-orang Muslim selalu mempertimbangkan realitas Firman Ilahi. Segala hal yang timbul dari al-Qur'an dalam bentuk ulasan-ulasan, yang barangkali dari titik pandang sarjana Barat modern muncul menjadi tambahan-tambahan luar dan penambahan-penambahan selanjutnya yang asing bagi nash yang diwahyukan, dilihat dari titik pandang Islam sebagai yang tumbuh dari substansi al-Qur'an itu sendiri, dari akar-akar wahyu al-Qur'an yang daripadanya itu adalah suatu perluasan. Oleh sebab itu, jika kita ingin memahami peran sentral al-Qur'an, maka penting memahami bagaimana orang-orang Muslim melihat al-Qur'an sebagai yang menentukan seluruh kehidupan Islam. Saya kembali lagi ke isu ini: analisis Barat non-Islam yang selama berabad-abad didasarkan pada pemisahan antara al-Qur'an dan ulasan-ulasannya (interpretasi-interpretasinya) yang tradisional, tidak akan menolong dialog dengan orang-orang Muslim, sebab dalam perspektif Islam, perkembangan seluruh aspek tradisi yang berbeda selama berabad-abad didasarkan pada al-Qur'an, Dan hal ini membawa saya pada isu lain yang sangat signifikan dalam konteks ini, yakni: persoalan peran Nabi Muhammad dalam hubungannya dengan al-Qur'an.

Adalah mungkin untuk mengatakan bahwa seluruh cara dari orang-orang Syi'ah ekstrim hingga orang-orang Hanbaliyyah di Damaskus, dari para Sufi yang paling esoterik hingga ahli-ahli fiqh yang paling eksoterik, yang meliputi spektrum teologi dan pemikiran Islam orthodoks, tak satu pun dari mereka itu pernah menerima pandangan selain bahwa Nabi Islam menerima wahyu al-Qur'an kata demi kata dari langit. Al-Qur'an adalah Firman Tuhan dan bukan firman Nabi. Ada baiknya saya tidak menyebut nama-nama tertentu, khususnya teman dekat saya, Fazlur Rahman, tetapi karena Kung menyebutnya, maka menjadi penting untuk menanggapi hal ini dengan kembali kepada sarjana Muslim yang termasyhur itu. Saya kutipkan dari Kung,

Bagaimanapun seseorang ingin menyelesaikan persoalan Islam tentang asal al-Qur'an, saat ini adalah penting bahwa al-Qur'an sebagai firman Tuhan dipandang pada saat yang sama sebagai firman Nabi yang manusiawi. Pandangan ini juga diakui bersama oleh refleksi ilmiah Muslim (semisal karya seorang Pakistan, Fazlur Rahman).

Sungguh benar-benar menyedihkan untuk merujuk kepada sebuah kasus yang berdiri sendiri, sekalipun ia seorang sarjana terkenal, dan memandang sebelah mata kepada kepercayaan-kepercayaan satu milyar orang Muslim yang menyangkut tabiat al-Qur'an dan hubungannya dengan Nabi. Ini menyedihkan karena hal itu menghancurkan, sejak permulaan, kemungkinan memahami dan menciptakan kedamaian. Pada sisi lain sebuah dialog, seseorang tidak dapat mengambil sudut pandang yang tak bisa diterima oleh pihak yang diajak berdialog, sudut pandang yang ganjil dan hampir tidak diterima oleh setiap otoritas yang serius di dunia Islam, tanpa pandang bulu; apapun warna politik atau teologi yang ia punyai. Oleh karena itu, mengambil pandangan seperti itu sebagai sebuah kemungkinan untuk memudahkan dialog dengan dunia Kristen atau dengan dunia Barat pada umumnya tidak memberikan jawaban kepada realitas situasi yang sesungguhnya.

Saya tidak ingin sama sekali membawa sebuah wacana berdasarkan kata-kata hambar diplomatis tetapi lebih baik membawa masalah-masalah teologis esensial yang berkaitan. Saya tahu bahwa tak seorang Muslim pun, bahkan tidak juga seorang yang sudah tak lagi tinggal di dunia Islam (dar al-Islam), yang mempunyai tulisan-tulisan yang dapat diterima di setiap negara Islam, yang tidak menyatakan bahwa al-Qur'an adalah Firman Tuhan. Seseorang harus mengerti dengan sangat jelas tentang hal ini dan tentang peran Nabi dalam proses pewahyuan Teks Suci. Itu adalah karena kepercayaan Islam pada al-Qur'an sebagai Firman Tuhan yang langsung bahwa setiap anggapan tentang Nabi Islam sebagai yang mempelajari pandangannya tentang sejarah suci dan Kristologi dari sumber-sumber Yahudi dan Kristen merupakan penghujatan terbesar di mata orang-orang Muslim. Izinkanlah saya mengupas isu ini dengan sangat jelas. Semoga hari ini menjadi saat yang tepat untuk mengangkat kembali unsur non-Arya, Semitik, dari Kristen yang jelas secara perlahan-lahan dipudarkan di Barat karena Kristen telah ditakdirkan untuk menyelamatkan keseluruhan benua (Eropa) yang dikuasai orang-orang non-Semitik. Meskipun kenyataan bahwa kita menemukan orang-orang Swedia dan Jerman yang mempunyai nama David, Eropa Kristen jauh kurang Semitik dalam orientasi ketimbang bagian dunia Islam non-Arab. Seorang Persia lebih dekat kepada dunia Ibrahim daripada seorang Swedia, biarpun keduanya adalah Indo-Eropa, keduanya juga orang Arya, dan keduanya sama-sama memiliki rumpun bahasa dan latar belakang etnik yang sama. Kalau anda ingin menghancurkan proses Eropanisasi Kristen, itu hal lain; hal tersebut tetap merupakan urusan para teolog Kristen, dan saya tak akan membahasnya di sini. Tetapi itu tidak ada hubungannya dengan merelatifkan Kristologi al-Qur'an, seakan-akan itu adalah sebuah kebetulan historis. Ini tidak mungkin bisa diterima oleh seorang Muslim. Harus selalu diingat bahwa menurut ajaran Islam tentang kenabian, seorang nabi tidak berhutang-budi apa-apa kepada siapapun; Tuhan mengajar nabi-nabi-Nya tentang segala sesuatu, dan bagi Tuhan mungkin mengajar dua versi yang berbeda tentang realitas yang sama dalam konteks dua agama yang berbeda.

Seluruh persoalan Kristologi yang menjadi inti makalah Hans Kung, dari sudut pandang Muslim akan menjadi isu ini: Apakah mungkin atau tidak bagi Tuhan untuk menginginkan dua kemanusiaan (sifat manusia) di bumi memahami sebuah peristiwa yang sangat penting dengan dua cara yang berbeda? Itulah persoalan krusial. Apakah Kristus disalib atau tidak? Al-Qur'an mengatakan tidak; ia mengatakan bahwa Yesus tidak disalib. Dan dengan penolakan tersebut maka bermunculanlah semua persoalan lain dan semua problema yang terjadi karena kepercayaan kepada penyaliban, seperti mengenai dua tabiat Kristus sebagaimana diinterpretasikan oleh teologi Barat dan yang semacamnya. Bila kita menerima versi al-Qur'an, versi Kristen tentang Yesus harus ditolak. Bila kita menerima versi Kristen, bahkan versi Kristen-Yahudi, versi al-Qur'an tidak bisa diterima. Lebih jauh, membayangkan bahwa al-Qur'an mempunyai Kristologi yang salah sama sekali memustahilkan dialog apapun dengan Islam. Itu sama dengan mengatakan bahwa sebagian dari Kristus dilahirkan dari Maria sang perawan dan adalah Logos, dan sebagian lain adalah suatu "tambahan." Perlu senantiasa diingat bahwa bagi orang-orang Muslim al-Qur'an, keseluruhan al-Qur'an, bukan hanya bagian-bagiannya, adalah Firman Tuhan. Orang-orang Muslim tidak akan pernah bisa menerima pandangan bahwa bagian-bagian dari al-Qur'an diilhami secara tak langsung dan sangat mulia, sementara bagian-bagian lain merupakan penambahan-penambahan dari pandangan-pandangan yang lazim dalam masyarakat Makkah atau di antara para peziarah (haji) yang datang dari utara, atau dari Waraqah, sepupu Nabi, yang berbicara dengan Nabi.

Sangat penting membahas isu ini, dan saya pikir di masa depan bila ada sebuah dialog yang sungguh-sungguh tentang Islam-Kristen dalam masalah Kristologi, dialog itu harus berkenaan dengan isu tentang apakah epistemologi modern dan filsafat modern memperkenankan sebuah realitas tunggal dilihat dengan dua cara yang berbeda tanpa menyebabkan apa yang tampak kepada pikiran modern sebagai kontradiksi-kontradiksi logis. Dari sudut pandang filsafat tradisional, adalah mungkin bahwa sebuah realitas tunggal --khususnya tatanan tujuan akhir Kristus-- dilihat dengan dua cara oleh dua dunia yang berbeda, atau dari dua perspektif agama yang berbeda, tanpa suatu kontradiksi inti (batini). Filsafat Barat modern lah yang tidak memperkenankan hal seperti itu. Dengan menciptakan suatu persesuaian yang tepat antara realitas yang dipahami dan pengetahuan tentangnya, sementara menegasikan tingkatan-tingkatan yang terdiri dari banyak bagian atau hirarki wujud yang bermacam-macam, filsafat Barat modern menolak kemungkinan bahwa Tuhan didalam kekuatan dan kebijaksanaan-Nya yang tak terbatas bisa menciptakan dua komunitas dunia besar yang memeluk dua pandangan yang berbeda tentang tujuan duniawi Kristus. Seseorang dapat menafsirkan Trinitas Kristen sebagai ketentuan Keesaan Ilahi, atau sebagai Nama-Nama Ilahi dalam bentuk trinitarian, atau menawarkan interpretasi-interpretasi teologis lain agar memuaskan orang-orang Muslim dan orang-orang Kristen, sekurangnya orang-orang yang memahami perspektif metafisis dan yang memahami sudut pandang esoterik. Tetapi ketika muncul pertanyaan tentang kehidupan Kristus, kehidupan historisnya, pada tingkat fakta versi Kristen atau Islam lah yang dipegang. Pada tingkat empiris orang tidak bisa memegang keduanya sekaligus, paling tidak menurut kerangka epistemologi modern.

Sekarang, Islam tidak akan pernah menerima bahwa Kristologi Islam adalah palsu. Dan dengan mengatakan itu, orang dengan tegas menyatakan bahwa orang-orang Muslim dengan demikian sangat berbeda dengan orang-orang Kristen anonim, yang dimasukkan ke dalam kelompok orang-orang Kristen oleh teolog-teolog Kristen tertentu. Saya akan menjawab pertanyaan yang diajukan Hans Kung untuk orang Muslim, jika secara rendah-hati saya dapat berbicara atas nama teman-teman yang seagama dengan saya, dengan mengatakan bahwa teolog-teolog Kristen tertentu menggolongkan orang-orang Muslim ke dalam orang-orang Kristen anonim tidak sama dengan mengatakan bahwa orang-orang Muslim juga menggolongkan Kristus ke dalam seorang Muslim anonim. jawaban Islam ialah bahwa orang-orang Muslim tidak melakukan itu, Tuhanlah yang telah melakukannya (menjadikan Kristus sebagai seorang Muslim). Adalah Dia yang mewahyukan kepada orang-orang Muslim sebuah doktrin Islam tentang Kristus. jika ayat-ayat tertentu al-Qur'an seperti ayat-ayat Surat Maryam adalah tidak benar, maka dengan kriteria apa, orang-orang Muslim harus menerima ayat-ayat lain al-Qur'an? Jika ayat-ayat tertentu al-Qur'an ditolak dengan cara argumen atau alasan ekstrinsik seperti berteman dengan orang-orang Kristen, atau mencapai kedamaian dunia atau masuk ke dalam Persatuan Bangsa-Bangsa, atau alasan-alasan duniawi lain walaupun itu terpuji, maka sisa (ayat-ayat lain) al-Qur'an harus juga ditolak sebagai Firman Tuhan. Saya amat keras dalam kritik ini karena hal tersebut sangat esensial. Apa kebaikan yang akan dilakukan jika seorang pribadi seperti Hans Kung akan menggunakan usaha-usahanya selama sepuluh tahun yang akan datang dengan mencoba mengembangkan sebuah model untuk dialog dengan Islam yang tidak sesuai dengan realitas apa pun pada sisi Islam?

Seluruh persoalan tentang peranan Nabi dalam agama, oleh sebab itu, berhubungan dengan pemahaman Islam tentang Tuhan sebagai kebenaran keagamaan langsung, yang mengajar dan memerintah sendiri nabi-nabi-Nya. Jadi, adalah mungkin bahwa sebuah realitas duniawi yang tunggal tidak menghabiskan seluruh realitas prototipe Ilahi atau samawinya dan bahwa realitas duniawi yang lain dapat merefleksikan aspek lain dari realitas model asli esensial yang tengah dipersoalkan. Di sini saya akan menanggung risiko kritik dan ejekan sebagai seorang Muslim, dan mengatakan bahwa manakala al-Qur'an menyatakan bahwa Kristus tidak disalib, ini tidak harus berarti bahwa Tuhan tidak menginginkan segmen kemanusiaan lain melihat realitas ini juga dengan suatu cara yang berbeda. Apa yang dimaksudkan ialah bahwa cara pandang Islam terhadap Kristus meniadakan kemungkinan penyalibannya. Fakta ini telah didiskusikan dan diperdebatkan secara teologis selama berabad-abad. Sebuah tragedi besar bahwa tradisi Islam dalam perbandingan agama sangat sedikit diketahui di dunia Barat. Teman saya dari India, Veena Das, pernah menyinggung sesuatu seperti masalah ini yang berkaitan dengan hubungan antara Islam dan Hinduisme.

Dalam konfrontasi antara Islam dan Kristen, isu bahwa apa yang dikatakan Tuhan dalam al-Qur'an mengenai Kristus diterima oleh orang-orang Muslim biasa sebagai satu-satunya cara melihat Kristus, harus diberikan pertimbangan pertama, sebagaimana fakta bahwa perkataan "Aku adalah jalan, kehidupan, dan kebenaran" diterima oleh orang-orang Kristen biasa dengan makna bahwa Kristus Kristen adalah satu-satunya jalan, satu-satunya kehidupan, dan satu-satunya kebenaran. Harus disadari bahwa pandangan Islam atau Kristen tidak menghabiskan kemungkinan-kemungkinan realitas "Kristik" ("Kekristusan") di alam semesta yang lain seperti yang dikehendaki Tuhan. Persoalan di sini bukanlah menerima bahwa Kristologi Islam diciptakan dari sisa-sisa pandangan dari sejumlah kecil komunitas Timur yang oleh Nabi Muhammad dipilih, dikumpulkan dan selanjutnya dibuat sebagai Kristologi al-Qur'an. Kristologi al-Qur'an, sebagaimana dikatakan Kung dengan cukup benar, sesuai. sepenuhnya dengan seluruh teologi Islam dan itu sebenarnya adalah bagaimana Tuhan menginginkan orang-orang Muslim melihat Kristus. jadi, sederhana saja. Apakah lalu Kristologi al-Qur'an ini menghabiskan realitas Kristus atau tidak, al-Qur'an tidak menerangkan-nya, tetapi al-Qur'an meninggalkan pintu terbuka sedemikian rupa agar memungkinkan suatu persesuaian antara dua agama ini tanpa merusak arti teks pesan tertulis al-Qur'an itu.

Ini sama dengan persoalan al-Qur'an sebagai Firman Tuhan. Artikel terkenal Wilfred Cantwell Smith, "Is the Koran the Word of God?", tentu saja merupakan esei yang sangat menantang bagi standar karya akademis Barat dan bagi para teolog Barat yang menyibukkan diri dengan isu utama ini. Tetapi sebenarnya persoalan ini adalah bahwa orang tidak dapat menyamakan dua sisi keseimbangan. Cantwell Smith mengatakan bahwa sarjana Barat harus memberi sedikit dan sarjana Muslim harus memberi sedikit, sehingga dalam suatu keadaan mereka berdua bisa bertemu. Sarjana Barat akan mengatakan bahwa al-Qur'an boleh jadi merupakan Firman Tuhan, dan orang Muslim akan mengatakan bahwa al-Qur'an diilhami tanpa semuanya merupakan Firman Tuhan kata demi kata. Ini bukanlah cara yang akan dilakukan. Persoalannya adalah apakah al-Qur'an itu Firman Tuhan atau bukan Firman Tuhan. Dalam dialog yang manapun saya pikir sungguh penting membawa sikap Muslim kepada persoalan ini. Apakah seseorang adalah Sunni atau Syi'i, Wahhabi atau Sufi, atau bahkan anggota kelompok kecil seperti cabang Isma'iliyah, tentang isu ini sebenarnya tidak ada perbedaan di antara orang-orang Muslim sama sekali.

Sekarang izinkan saya kembali kepada pembicaraan Kung tentang unsur-unsur yang sama antara Islam dan Kristen. Meskipun tidak sepenuhnya menuruti susunan yang logis, saya harus kembali pada persoalan Kristus dan Qur'an karena persoalan ini sesuai dengan apa yang telah saya katakan mengenal al-Qur'an. Kung menyebut empat hal dasar. Pertama, ia mengatakan bahwa Islam dan Kristen sama-sama mempunyai ide keesaan Tuhan. Saya sepenuhnya setuju, terlepas dari fakta masih ada teolog-teolog Islam, bahkan pembawaan agung al-Ghazali dalam sebuah bukunya yang termasyhur tentang Injil-Injil, yang telah menginterpretasikan Trinitas Kristen sebagai tiga tuhan Orang-orang Muslim biasanya tidak mempercayai bahwa Tuhan Kristen terdiri dari Tuhan, Maria dan Kristus. Saya tidak tahu siapa di antara para sarjana Muslim yang bilang begitu itu pada Kung. Bagaimanapun juga, ini sebenarnya adalah pendapat minoritas tentang tatslits atau Trinitas, ini bukanlah interpretasi Muslim yang umum tentang Trinitas Kristen dan bukan begitu secara historis. Tetapi Trinitas Kristen sebagaimana biasanya dipahami, yang terdiri dari Bapak, Anak dan Roh Kudus, meski dikritik oleh seorang manusia seperti al-Ghazali yang adalah teolog dan Sufi, dipahami oleh banyak ahli metafisika Sufi sebagai tiga hipostasis yang tidak merusak keesaan Tuhan. Isu ini, bagaimanapun juga, bukan problema besar antara Islam dan Kristen. Banyak sekali rujukan yang bisa diperoleh dari pemikir-pemikir terbesar baik madzhab Sunni maupun Syi'i yang berhubungan dengan isu ini. Dan banyak puisi berbahasa Persia dan Arab yang menunjukkan, lewat bahasa puitik yang indah, fakta bahwa Trinitas Kristen selamanya sama dengan tiga aspek ilahi yang berbeda. Saya tidak mengatakan bahwa penjelasan-penjelasan ini tentang Trinitas secara sempurna sesuai dengan, katakan saja, interpretasi-interpretasi Augustinian maupun Thomistik tentang Trinitas. Tetapi saya setuju dengan Kung bahwa pendapat mengenai Tuhan yang esa merupakan titik persesuaian yang mendominasi dan sentral antara kedua agama ini, Islam dan Kristen.

Terhadap klaim Kung bahwa orang-orang Kristen dan orang-orang Muslim percaya kepada Tuhan sebagai Tuhan historis, saya tanggapi dengan ungkapan negatif. Banyak sarjana Barat terus menulis bahwa Islam, seperti Yahudi dan Kristen, adalah sebuah agama historis. jika seseorang memaksudkan hal tersebut adalah bahwa Islam mempunyai permulaan dalam sejarah, ya; bahwa Islam sendiri tertarik pada sejarah keagamaan, ya; bahwa apa yang kita lakukan dalam sejarah mempengaruhi entelechry kita, tujuan akhir kita, ya; karena setiap orang Muslim meyakini bahwa apa pun yang kita lakukan di sini akan mempengaruhi kita di saat kematian, dan di akhirat.

Tapi, tentang semua yang telah dikatakan tadi, harus diingat bahwa masih terdapat perbedaan yang sangat besar. Pertama, di dalam Islam, sejarah tidak dipandang sebagai yang mempengaruhi sifat Tuhan. Tuhan tidak menginkarnasi dalam sejarah. Allah tidak berubah. Apa yang terjadi dalam sejarah adalah karena Kehendak Tuhan dan tidak mempengaruhi Sifat-Nya. Dengan begitu, makna sejarah dalam Islam sama sekali tidak sama dengan makna sejarah sebagaimana dalam Kristen. Bahkan sejarah suci yang lazim dalam Islam, Kristen dan Yahudi, diperlakukan dengan cara yang sepenuhnya berbeda di dalam al-Qur'an. Al-Qur'an lebih tidak peduli pada signifikansi historis sejarah suci ketimbang Bibel, dan lebih tertarik pada signifikansi moral peristiwa-peristiwa yang diceritakan dalam sejarah. Al-Qur'an menceritakan kisah-kisah para nabi agar kita memetik pelajaran moral. Ia amat tidak tertarik pada persoalan siapa yang datang sebelum siapa, atau siapa yang datang sesudah siapa. Ini adalah sebuah hal penting dalam dialog sekarang ini antara Islam dan Kristen. Sementara Kristen, paling tidak Kristen Barat sekarang, mempunyai sebuah kesadaran kuat terhadap momen tertentu dalam sejarahnya sendiri, dan mengambil "waktunya" dengan serius sekali, Islam sama sekali tidak mengambil hal itu dengan serius, sejauh menyangkut signifikansi teologis sejarah. Inilah salah satu alasan kenapa begitu banyak prediksi yang dibuat di universitas [Harvard] yang termasyhur ini tiga puluh tahun lalu saat saya sebagai mahasiswa di sini dengan beberapa sarjana Islam lain yang terkemuka di dunia Barat yang tertarik pada masa depan Islam semuanya menjadi salah, masing-masingnya salah. Prediksi-prediksi seperti itu didasarkan pada semacam penjelasan historis yang sama sekali tidak bertalian dengan realitas waktu dan sejarah bagi dunia Islam. Oleh sebab itu, saya harus menyatakan dengan tegas berkenaan dengan isu kedua ini bahwa terdapat perbedaan-perbedaan besar dalam arti "historis" di dalam konteks Islam dan Kristen Barat.

Menyangkut hal ketiga, yaitu bahwa baik dalam Islam maupun Kristen, Tuhan adalah wujud yang kepadanya manusia berdo'a (tentu saja di sini dengan "manusia" saya maksudkan homo dan bukan vir [lelaki], karena itu, lelaki atau perempuan berdo'a), saya sependapat sepenuhnya dengan Kung dengan satu kualifikasi. Dalam konteks sekarang dua agama ini, mengingat adanya fakta bahwa orang-orang Muslim dan orang-orang Kristen berdo'a, jika anda, bertanya pada saya apakah perbedaan dalam sikap, saya akan menjawab bahwa pada tingkat do'a individual mereka (orang-orang Kristen dan orang-orang Muslim) adalah sama. Orang-orang Kristen dan orang-orang Muslim berdo'a dan kedua agama ini menekankan do'a individual kepada Tuhan sebagai Tuhan yang mendengar do'a kita. Mengenai do'a Kanonikal (resmi, menurut undang-undang gereja), ia mempunyai peranan yang sama bagi orang-orang Muslim sebagaimana misa bagi orang-orang Kristen. Sebenarnya kedua do'a itu adalah upacara keagamaan ekstra individual yang melampaui tingkat do'a individual terhadap Tuhan. Bagaimanapun, ada sebuah tipe do'a yang tidak sama-sama dimiliki oleh kedua agama ini pada momen sekarang dari sejarah keduanya, meskipun pada suatu waktu (di masa lalu) tipe do'a itu adalah lazim baik di Barat maupun di Timur. Itulah yang disebut do'a interior, do'a hati, atau do'a inti yang penting dalam Islam. Itulah.yang membuat banyak perbedaan dalam sikap terhadap do'a, dan arah do'a diintegrasikan ke dalam kehidupan sehari-hari. Saya hanya ingin mengatakan hal ini sambil lalu saja.

Akhirnya, ada isu tentang Tuhan sebagai kasih, dan saya senang sekali Kung telah mengungkap isu ini. Penting diingat bahwa Tuhan dalam Islam bukan hanya Tuhan keadilan, sebagaimana cukup kerap dikatakan, tetapi juga Tuhan kasih. Dalam konteks ini, hal yang telah disebut, yaitu bahwa orang-orang Kristen yang berbahasa Arab juga menggunakan nama Allah, adalah penting. Nama Allah adalah nama yang disucikan oleh wahyu al-Qur'an, tetapi tidak mentiadakan konsepsi Kristen tentang Tuhan, seperti diceritakan oleh setiap orang Arab Kristen kepada anda. Buku-buku tebal penuh pengetahuan yang telah ditulis dalam bahasa-bahasa Eropa tentang Islam mengakui bahwa Islam hanya menekankan keadilan Tuhan. Sebenarnya orang-orang Muslim menekankan bahwa Allah adalah kasih dan bahkan pengasih sebelum menjadi adil, dan Dia adalah sumber semua cinta sehingga orang-orang Kristen dapat mengatakan "Allah" dan memikirkan ajaran-ajaran Kristus tentang Tuhan.

Sebelum mengakhiri pembicaraan ini, saya ingin kembali pada isu penting lain. Ada banyak hal menjelang akhir esai Kung yang menurut hemat saya tak ada orang Muslim yang pernah menerimanya, dan karena saya telah berjanji menjadi seksama, maka saya harus menyebut hanya beberapa saja. Salah satu dari hal ini perlu ditekankan secara khusus, dan itu adalah persoalan tentang al-Qur'an yang mengandung tradisi-tradisi yang menyesatkan. Dari sudut pandang apa yang saya katakan tentang makna al-Qur'an bagi orang-orang Muslim, tak seorang Muslim pun akan menerima pernyataan seperti itu dan dapat mengadakan sebuah dialog. Seseorang mungkin menginterpretasikan suatu bagian tertentu al-Qur'an dengan cara-cara yang berbeda. Al-Qur'an mempunyai banyak tingkat makna. Itulah kenapa menjadi mungkin bagi filsuf Peripatetik terbesar pada Abad Pertengahan, yaitu Ibn Sina, menulis sebuah tafsir tentang ayat yang sama (Ayat Cahaya [ayat al-Nur] yang pertama kali ditafsirkan oleh Ibn Sina) seperti al-Ghazali, pengkritik Ibn Sina yang mengikuti model Ibn Sina tapi menentangnya. Realitas yang mereka miliki bersama adalah ayat al-Qur'an tadi (Ayat Cahaya). Persoalan tentang tradisi-tradisi yang menyesatkan dalam al-Qur'an adalah palsu dan tidak ada orang Muslim, apa pun madzhabnya, yang akan menerima pernyataan seperti itu.

Hal kedua berkaitan dengan ide penolakan terhadap Kristus yang telah ada sejak azali dan keseluruhan ide Logos yang telah ada sejak azali dalam Injil Keempat Johanes. Itu hanyalah menafsirkan aspek-aspek tertentu dari pemikiran Islam. Doktrin bahwa segala sesuatu telah ada sejak azali di "tangan" Tuhan diteguhkan oleh ayat al-Qur'an bi yadih-i malakut-u kulh syay' (di tangan Tuhan realitas arketipal segala sesuatu), bagaimanapun anda ingin menterjemahkan malakut sebagai arketip-arketip, akar-akar, atau asal-usul segala sesuatu. Doktrin ini diambil alih kemudian oleh metafisika Islam seperti dikembangkan khususnya oleh Sufisme yang menekankan ide tentang Logos yang telah ada sejak azali. Tentu saja ide ini tidak asing bagi pemikiran Islam, secara tulus ikhlas. Kung menekankan unsur-unsur Kristen-Yahudi dalam Kristen perlu dalam dialog mana saja dengan bentuk Arab-Semitik-Ibrahimiyah dalam Islam. Tetapi keseluruhan perkembangan Kristen Eropa, baik Jerman maupun Latin, dan teologi yang jelas-jelas mesti bersesuaian dengan suatu kebutuhan (bagi yang lain, ia tidak berkembang dan orang-orang Kristen tidak menerimanya selama dua ribu tahun) mempunyai kesesuaian dengan perkembangan teologis Islam yang luas pada kasus orang-orang Arab dan Indo-Eropa lain. Secara khusus itu jelas pada kasus orang-orang Persia dan India yang termasuk keturunan etnik yang sama dengan orang-orang Eropa, dan mempunyai jenis kekuatan-kekuatan spekulatif sama yang terlihat dalam filsafat dan teologi Islam. Kita menginginkan separuh lain dari Kristen yang diidentifikasi Kung dengan dirinya dapat sebenarnya berdialog dengan Islam, termasuk dialog tentang pra-eksistensi (keazalian) Kristus sebagai Logos dan juga Realitas Muhammad (al-haqiqah al-muhammadiyyah) dari para Sufi.

Akhirnya, saya ingin mengakhiri pembicaraan ini dengan persoalan legalisme dan hukum yang dibicarakan Kung. Islam telah mengakui Kristus sebagai nabi cinta, seorang nabi yang menentang legalisme. Ini bukanlah tidak diketahui dalam Islam. Siapa pun yang mempunyai sedikit saja kontak dengan, misalnya, Diwan Hafiz yang dimiliki oleh setiap ahli pidato Persia di setiap rumah, mengetahui semua ayat Diwan tentang Kristus sebagai nabi Spirit (Roh), sebagai nabi Jalan (Tarekat, Tasawuf), karena ia memecahkan cetakan legal (hukum). Ini bukan sesuatu yang asing bagi orang-orang Muslim. Bagaimanapun juga, kebenaran itu di mata Muslim tidak meniadakan signifikansi hukum pada tingkatnya sendiri. Salah satu problema utama dialog antara Kristen dan Islam tepatnya adalah kesulitan besar yang dimiliki oleh banyak sarjana Kristen dalam memahami fakta bahwa hukum tidak hanya formalisme yang diserang Kristus dan bahwa dalam suatu pengertian Islam memadukan (menggabungkan) formalisme Musa terhadap hukum dengan sikap "Kristik" ("Kekristusan") dalam menghancurkan kerangka hukum "dari atas" ketika memuji-muji hukum sebagai yang amat suci dan abadi pada tingkatnya sendiri. Kemungkinan-kemungkinan dialog sangat dirasakan di sini. Tetapi serangan melawan syari'ah , melawan formalismenya, bahkan melawan keputusan-keputusannya, adalah benar-benar sulit diterima oleh seorang Muslim sebagaimana sulit diterima oleh seorang Yahudi ortodoks bila seorang menyerang keputusan-keputusan hukum yang dia anggap suci. Sebenarnya ketiadaan pemahaman tentang realitas Taurat sebagai Taurat abadi dan tentang hukum abadi Yahudi ortodoks hampir sama besarnya (seperti) dengan yang terjadi bagi Islam.

Waktu saya habis. Seluruh kritik ini telah dikemukakan, namun saya ingin berterima kasih pada Hans Kung, meskipun masih banyak ketidaksetujuan saya dengan dia, atas isu-isu krusial yang dikemukakannya. Saya berharap pertemuan ini menjadi langkah awal yang diambil untuk keluar dari formalisme pertukaran-pertukaran dan kata-kata hambar diplomatis dan untuk mempunyai pertukaran-pertukaran serius yang saya harap akan membawa isu-isu yang harus dihadapi secara terbuka dan dipecahkan. Saya ingin mengakhiri pembicaraan ini dengan pernyataan yang saya dengar dari seorang teman Kristen yang terhormat, ketika gerakan ekumenis sekarang ini dimulai. Ia mengatakan, "Mari kita berkumpul dan membuat motto 'Wahai, seluruh kekuatan dunia anti-ekumenis, bersatulah'." Satu-satunya dialog keagamaan yang berharga di mata Tuhan ialah dialog yang tidak mengorbankan atas nama kebijakan pada tingkat kemanusiaan, meskipun itu kedamaian duniawi, yang dinyatakan-Nya dalam setiap agama.

Rabu, 16 Juli 2008

Puisi Cinta 2

Penyemangat Hidupku

Bersandar pada tari warna pelangi

Kau depanku bertudung sutra senja
Di hitam matamu kembang mawar dan melati
Harum rambutmu mengalun bergelut senda
Sepi menyanyi, malam dalam mendoa tiba
Meriak muka air kolam jiwa
Dan dalam dadaku memerdu lagu
Menarik menari seluruh aku
Hidup dari hidupku, pintu terbuka
Selama matamu bagimu menengadah
Selama kau darah mengalir dari luka
Antara kita mati datang tidak membelah……
Buat Miratku, Ratuku! Kubentuk dunia sendiri
Dan kuberi jiwa segala yang dikira orang mati di alam ini!
Kecuplah aku terus, kecuplah
Dan semburkanlah tenaga dan hidup dalam tubuhku….

- 'el'diar sanjaya -

Puisi Cinta 1

Key To My Heart

I had closed the door upon my heart
And wouldn't let anyone in,
I had trusted and loved only to be hurt
But, that would never happen again.

I had locked the door and tossed the key
As hard, and as far as I could,
Love would never enter there again,
My heart was closed for good.

Then you came into my life
And made me change my mind,
Just when I thought that tiny key
was impossible to find.

That's when you held out your hand
And proved to me I was wrong,
Inside your palm was the key to my heart...
You had it all along.

- 'el'diar sanjaya -

Rabu, 21 Mei 2008

Minggu, 27 April 2008
Di Kamar 22.42

Perasaanku sedang bimbang, kadang senang, kadang sedih, hati ini sedang merenung memikirkan masa depan yang entah mengapah merasa ragu terhadapku seorang yang tak mengenal dunia dan tidak ingin mancari jati diri ini.
Saat ini ku belajar mencari jati diriku dengan menghormati semuanya. Mulai detik ini ku berjanji engkau dan semua adalah motivasi dalam hidupku tanpa secuilpun keraguanku.
Malam ini ku merenung, apa daya ku tersenyum. senyum dan damai di hatiku ini sedikit memudar tanpa kau di sampingku, sayang.....
Hatiku ini seperti batu yang sedang di terpa hujan dan badai yang akan hancur dalam hitungan masa, tapi engkau datang bak secercah benih kehidupan dalam hati dan hidupku memberikan benih-benih muasal kehidupanku.....

'el'diar sanjaya

Sabtu, 03 Mei 2008

Surat Cinta untukmu, Reta Try Puspita

Sejenak senyum semakin memudar.
Tanpa kusadari aku t'lah terjerumus ke liang yang penuh dosa, tak terampuni, tak termaafkan.
Sayang maafkanlah semua dosa-dosaku.
Ku ingin mengakhiri hidup ini.

Tapi, ku ingat ku masih memiliki kontrak untuk hidup dengan Yang Maha Kuasa, Allah.
Allah...maafkanlah diriku....sucikanlah batinku....bersihkanlah hatiku dari segala rayuan syaitan...
Bersihkanlah hati dan jiwa ini dengan Rahmat-Mu yang agung...yang bisa mengubah impian niscaku...yang kuyakin Kaulah jalanku....

Sayang...apakah kau t'lah memaafkan diriku..???
Otakku berpikir kau takan pernah memaafkan diriku....
Tapi, kau s'lalu bilang kau t'lah memaafkanku....
"el,rhe udah maafin el....udah lah..."
Padahal diri ini, hati ini t'lah membohongimu.....

Aku...eldiar...manusia paling hina yang licik tanpa secuil harapan tuk membahagiakanmu...
Tanpa segatra kekuatan tuk menggapain mimpimu....


Yaa Allah...Ya Tuhan Yang Esa....sekali lagi maafkanlah hamba-mu ini...
Berilah setetes embun surga di pagi hari tuk memulai hidup ini dari awal...
Yang membawaku kejalan-Mu....ke surga Firdaus yang tertinggi....

Sayang el benar-benar sayang dan cinta kepadamu....
Ku tak bermakna tanpamu disampingku....tanpamu dihatiku....
Jiwa ini, hati ini, dan diri ini ku persembahkan untukmu....
Bersama, el yakin kan bahagia....dengan hidup el yang berubah...
Yang berada di jalan Allah Yang Maha Esa....

Salam Sayang Untukmu Reta Try Puspita
from : eldiar sanjaya

Senin, 14 April 2008

Cahaya Cinta Illahi

Cinta Ilahi bagaikan buah karunia, yang bermaniskan rahmat dari surga dan menjadi sebuah air keberkahan bagi jiwa.

Ketika langit menunjuk denyut nadi, mentakdirkan dan menuntunkan jejak langkahnya pada Cinta,

maka lembaran Cinta yang terlahir dan tergerai darinya akan tulus dan suci ; bagai kain putih tak ternoda.

Lembaran itu akan membalut luka hati hingga membawa duka pada kebahagiaan.

Kain Cinta yang berhiaskan corak angan dan nafsu; adalah kain cinta yang bersumber dari bumi.

Serat kain seperti itu akan mudah lusuh dan memudar warnanya, apabila keindahan kain yang dibayangkan tidak sesuai dengan harap dan kenyataan.

Cahaya Cintaku yang menerangi dirinya, tidak bersumber dari sumbu bumi; bukan pula dari matahari.

Ia bersinar dengan kilau kebenaran surga, wujudnya kan menghias abadi dikedalaman jiwa.

Surgalah yang meraih dan menuntun tanganku untuk terbang bersama sayap-sayap cinta.

Biarpun panah cinta melesat kencang melukai sayapku. Ia pulalah yang nanti membalut lukaku.

Bagaimana mungkin aku akan melepaskan diri dari balutan kasihnya ,

sedang Cinta telah menunjuk dan mengilhamkan cahaya kasihnya untukku

'el'diar sanjaya

di kutip dari : duniasastra.com

Minggu, 06 April 2008

Cara Mendapatkan CD Linux Gratis

Beberapa minggu yang lalu pas barusan pulang dari kantor saya kaget dirumah kok tiba-tiba ada bungkusan paketan buat saya dari Netherland?? Apaan yah……..penasaran langsung saja aku buka:D Ternyata isinya paket CD Ubuntu yang saya pesan:) Padahal sebelumnya pesan CD nya cuma iseng-iseng saja, ternyata nyampe juga. Kalau anda juga ingin dapat CD buruan daftar segera, gratisss!! anda cm perlu bayar ongkos kirm lokal aja, kalau di Surabaya saya hanya bayar 7000 perak untuk dapat 9 CD (3 Ubuntu, 3 Kubuntu, dan 3 Edubuntu). Anda harus bersabar untuk nungguin CD nya, kalau saya kemarin kira-kira 1.5 bln baru nyampe rumah:D

Yang mau daftar silahkan main-main kesini :
http://www.shipit.ubuntu.com/
http://www.shipit.kubuntu.org/
http://www.shipit.edubuntu.org/


Good luck =D

Kritik dan saran kirim ke : sanjes_el@yahoo.co.id
Dikutip dari : cyberkiosonline.wordpress.com

Sabtu, 23 Februari 2008

Perasaan ku.....!

Cinta adalah sebuah perasaan yang di berikan oleh Allah pada sepasang manusia untuk saling... (saling mencintai, saling memiliki, saling memenuhi, saling pengertian, dll). Cinta itu sendiri sama sekali tidak dapat di paksakan, cinta hanya dapat berjalan apabila kedua belah pihak melakukan "saling" tersebut...Cinta tidak dapat berjalan apabila mereka mementingkan diri sendiri. Karena dalam berhubungan pasangan kita pasti menginginkan suatu perhatian lebih dan itu hanya bisa didapat dari pengertian pasangannya...
Cinta adalah memberikan kasih sayang bukannya rantai. Cinta juga tidak bisa di paksakan dan datangnyapun kadang secara tidak di sengaja. Cinta itu indah namun kepedihan yang di tinggalkannya kadang berlangsung lebih lama dari cinta itu sendiri. Batas cinta dan benci juga amat tipis tapi dengan adanya cinta dunia yang kita jalani serasa lebih ringan dan indah.

Ketidak Berkuasaanku

Aku ingin mengatakan aku mencintaimu
Sungguh kalimat ini telah sampai ketenggorokanku
Tapi terhalang oleh ego dan kekuasaanku
Dan terjepit oleh kekwatiran hatiku

Aku ingin kau tahu bahwa aku mencintaimu
Sungguh andai kau tahu kerinduanku akanmu
Yang bercampur dengan kebencian dan keangkuhanku
Yang hingga kini masih dapat ku ingkari

Aku mencintaimu............itu saja........!!!!!

Kamis, 07 Februari 2008

Berita PERSIB Bandung (bag.4)

Robby Darwis - Perjalanan Panjang Sang Bima

SUNGGUH tidak cukup satu halaman untuk mencatat atau ngaguar (memaparkan, Red) perjalanan karier seorang Robby Darwis. Bahkan satu-dua buku rasanya tidak akan habis menampung jejak langkah pemain bintang sekelas Robby Darwis. Boleh jadi ini sebagai pujian yang berlebih. Tapi jujur saja, akan banyak orang yang setuju.

tj Dikenal sebagai Si Bima, Robby memang telah melangkah jauh untuk mewarnai klub sebesat Persib dan sepakbola Indonesia. Persib dan Timnas Indonesia, pernah merasakan tuah Si Bima yang mengawali kariernya di klub kecil di kota kecil, Lembang Kabupaten Bandung.
"Saya main sepakbola karena banyak anak Lembang yang belajar sepakbola dan berhasil," akunya.

Sekarang Robby jelas telah menambah panjang daftar anak Lembang yang sukses sebagai pemain Persib dan Timnas. Robby telah norehkan banyak prestasi bersama Persib dan tim Merah Putih (daftar prestasi dalam adalah sebagain yang bisa dicatat).

Kualitas mengolah bola yang dimiliki Kang Robby juga membuat dia pernah merumput di Liga Malaysia. Klub Kelantan Malaysia adalah tim luar negeri pertama yang dibela mantan kapten Persib dan Timnas ini. "Di Kelantan saya juga jadi kapten tim. Tapi sebagai kapten Kelantan, saya pernah mendapat kartu merah," akunya jujur sambil menyebutkan Kelantan kepincut aksinya ketika tampil bersama Timnas di negeri Jiran.

Kini Kang Robby telah memetik buah hasil kerja kerasnya sebagai pesepakbola. Statusnya sebagai karyawan BNI, diakui Kang Robby sebagai buah manis dari 'pohon' yang lama ditanamnya di lapangan hijau.
"Semua itu diraih berkat prestasi yang dicatat bersama Persib," aku lelaki yang kini juga jadi salah satu pelatih Persib LI XIII.

Tentang masa depan sepakbola Indonesia dan tentunya Persib, Robby menegaskan, tidak bisa lepas dari peran penonton. Bobotoh kata Kang Robby, punya peran besar dalam mendorong Persib mencatat prestasi. "Tapi tentunya bobotoh yang tidak melakukan tindakan-tindakan yang justru bisa merugikan Persib," ucapnya.

Kita semua pantas membenarkan ucapan Kang Robby. Karena bagaimanapun Si Bima ini sudah melangkah sangat jauh sebagai pesepakbola.(daf)

Robby Darwis Facts
Lahir: Lembang 31 Oktober 1965
Istri: Suci Guntari
Anak: Canigia Fikri Robiana, Careca Raka (alm), Ratu Najra (Bulan), Ratu Najdah (Bintang)
Ayah: Edi Supriadi
Ibu: Elice Portier
Kakak: Raniyati
Adik: Roy Darwis
Klub: Arjuna, Pesma, Isuda, Setia, Jarum, Persib, Kelantan Malaysia
Prestasi:
- Tiga kali membawa Persib juara Perserikatan (1986, 1989, 1990)
- Satu kali membawa Persib juara Liga (l993)
- Merebut Piala Sultan Hasanah Bolkiah bersama Timnas, Brunei (1994)
- Bersama Timnas merebur medali emas Sea Games di Jakarta (l987) dan Sea Games Manila (l991)
- Merebut sepatu emas untuk gelar pemain terbaik Indonesia (l987)

Jadi Stoper Karena Marek Janota

PADA masa jayanya, Robby Darwis, dikenal dengan sebutan Si Bima. Sebutan ini melekat bukan hanya karena tubuhnya yang tinggi besar. Tapi juga karena ketangguhannya dalam membendung serbuan pemain lawan. Sebagai stoper, Kang Robby memang abadi dalam ingatan bobotoh.

Namun sebelum dikenal sebagai tembok tangguh tim Maung Bandung, Kang Robby pada awal kariernya bermain sebagai gelandang dan bahkan striker. Dua peran yang pastinya tidak dikenal bobotoh pada umumnya.

"Sebagai striker, dulu saya jago cetak gol juga," kata Si Bima, eh Kang Robby, tanpa nada menyombongkan diri.
Adalah Marek Janota, pelatih Persib asal Polandia, yang membelokkan peran Kang Robby dari striker ke peran stoper. Namun Janota yang sukses memoles beberapa pemain Persib jadi pemain bintang, terbukti tidak salah. Robby Darwis memang akhirnya lebih dikenal sebagai defender tanggung Persib dan juga Timnas Indonesia.

Jadi Mister Janota itulah secara tidak langsung punya peran besar melahirkan 'Si Bima' di tim Maung Bandung. Sebagai Bima di tim Persib, Kang Robby juga nampaknya tidak bisa memupus mimpinya jadi seorang striker. Makanya bobotoh pun sangat akrab pada aksi Kang Robby yang meninggalkan lini belakang untuk membantu serangn. Dan bobotoh di tribun stadion kerap mengiringi langkah panjang Kang Robby dengan teriakan: Halik ku Aing!(daf)

Namanya Punya Daya Magis

NAMA Robby Darwis tidak hanya membuat penyerang-penyerang tim musuh Persib ketar- ketir. Namun nama pemain yang pantas masuk jajaran pemain legendaris Persib ini juga punya data magis sekaligus daya jual. Ingin bukti, saat ini telah lahir sekolah sepakbola (SSB) dengan nama SSB Robby Darwis.

Kang Robby tidak menampik ketika namanya dijadikan nama SSB yang berdiri di Kabupaten Lembang, Kabupaten Bandung ini. Padahal di SSB yang usianya belum menginjak satu tahun ini, tidak hanya Kang Robby yang menularkan ilmu sepakbola. Di SSB Robby Darwis ini juga ada sederet nama-nama mantan pemain tim Maung Bandung yang punya jabatan sebagai pelatih.

"Alhamdulillah sekarang anggotanya sudah mencapai lebih dari 250 orang. Jumlah ini jauh lebih banyak dibanding ketika pertama kali dibuka," tutur suami dari Suci Guntari ini.

Bersama SSB-nya Kang Robby punya obsesi besar. Bapak dari empat anak, satu orang meninggal, ingin melahirkan pemain-pemain berkualitas yang pada saatnya akan memperkuat Persib dan Timnas.
"Saya juga ingin menemukan penerus saya," akunya.

Tapi Robby mengakui, melahirkan pemain sepakbola berkualitas bukan perkara gampang. Untuk itu Robby akan sangat bangga bila murid-murid di SSB-nya, sudah bisa memahami dan memainkan sepakbola secara benar.
"Dengan bermain sepakbola, saya juga berharap anak-anak kita tidak hanya bisa hura- hura. Dengan main sepakbola, saya berharap tidak ada anak yang terjerumus narkoba," tuturnya serius. Sebuah cita-cita yang mulia Kang.(daf)

Pemain dengan Banyak Pelatih

SEBAGAI pemain yang lama membela Persib dan Timnas, Kang Robby termasuk pemain yang unik. Uniknya pemain ini pernah ditangani banyak pelatih. Semua nama yang pernah menangani Persib, bisa dikatakan pernah dikatakan pernah memoles kemampuan Kang Robby.

Sebut saja, mulai dari Guru Omo, Ade Dana, Indra Thohir, Nandar Iskandar, hingga Risnandar pernah menjadi pelatih Kang Robby yang terkenal sebagai stroper tangguh sekaligus kapten Persib dan Timnas.

"Marek Janota juga pernah menjadi pelatih saya. Bahkan dia yang menempatkan saya sebagai pemain bertahan," aku anak asli Lembang ini.
Robby termasuk sosok yang tidak mau melupakan jasa-jasa pelatihnya. Untuk itu Robby masih mengingat nama-nama yang pertama kali menjadi pelatihnya ketika masih belajar menendang di klub 'kampung, di Lembang sana.

"Orang pertama yang mengajar saya menendang bola adalah Enan Sobhana, Ade Husen (alm), dan Abas Bastaman. Itu pelatih saya ketika belajar sepakbola di klub-klub di Lembang dan Bandung," paparnya. Asal tahu saja, Kang Robby pertama kali belajar sepakbola di klub Arjuna Lembang.(daf)

Di Kutip dari : vikingpersib.net
Jaja Sutarjat Diangkat Menjadi Manager PERSIB

Jaja Sutarja Diangkat sebagai Manager Persib Yang Baru Melengserkan Yossi Irianto yang 2 (dua) tahun ini GAGAL membawa persib menuju yang terbaik di Indonesia.

Terimakasih atas segala dedikasi yang telah di berikan oleh Yossi Irianto selama menjabat dan Selamat Berjuang untuk Jaja Sutarja. Bawalah Persib Bandung Yang Kami Banggakan Ke Posisi Puncak Liga Super Indonesia.

Djabat Erat Dari Kami
Viking Persib Club
Persib Ataoe Mati

Selasa, 05 Februari 2008

Berita PERSIB Bandung (bag.3)

Liga Indonesia, Liga Teraneh di dunia

Prestasi sepakbola suatu negara biasanya sangat tergantung pada kualitas liganya. Hal ini karena kualitas kompetisi atau liga dalam negara yang bersangkutan akan sangat berpengaruh terhadap kualitas pemain timnas. Sebagai contoh, jangan sangsikan kualitas Serie A Liga Italia. Walaupun diterpa berbagai skandal, Italia dapat menjadi juara dunia dengan 100% pemain dari Serie A. Ini membuktikan Serie A masih terbukti kualitasnya.

Lalu bagaimana dengan Indonesia? Rasanya masih jauh panggang dari api. Kekeringan prestasi di level internasional sebenarnya disebabkan karena buruknya kualitas liga. Keributan antarsuporter, sistem kompetisi yang tidak jelas, jadwal pertandingan yang berubah-ubah selalu mewarnai kompetisi yang hampir berjalan selama tiga belas tahun ini.

Lupakan keributan antarsuporter. Hal itu mungkin sudah menjadi hal “biasa” di Liga Indonesia. Salah satu faktor yang menyebabkan Liga Indonesia terasa “aneh” adalah sering berubah-ubahnya format kompetisi. Bayangkan, Liga Indonesia pernah menggunakan sistem satu wilayah, dua wilayah, dan juga tiga wilayah. Jumlah tim yang berpartisipasi pun berubah-ubah. Yang lebih anehnya lagi, suatu sistem kompetisi tak pernah bertahan lebih dari dua tahun. Sepertinya PSSI tak pernah konsisten dalam menjalankan programnya.

Bukti lain keinkonsistenan PSSI adalah mengenai hukuman terhadap pemain maupun klub. Hukuman dapat dengan mudahnya berubah. Sebagai contoh, pada babak 8 besar Liga Djarum 2007. Sebelumnya diputuskan Euvgeny Khamaruc, Christian Gonzales, dan Alexander Pulalo dikenai hukuman dilarang memperkuat klubnya masing-masing. Ajaibnya, ketiga pemain tersebut masih bias bermain di pertandingan berikutnya!! Satu lagi, supporter yang rusuh bias terpilih menjadi supporter terbaik. Hal ini semakin membuktikan betapa lemahnya hukum di Liga Indonesia.

Hal lain yang membuat Liga Indonesia semakin “aneh” adalah mengenai jadwal pertandingan. Di Liga lain selain Liga Indonesia jadwal pertandingan selalu dilaksanakan secara teratur. Berbeda dengan di Indonesia, dalam satu pekan ada tim yang bertanding dan tidak. Jangan heran kalau ada tim yang sudah bermain 27 kali, namun ada pula yang baru 24 kali bertanding.

Masih berkaitan dengan jadwal, Liga Indonesia selalu mengalami berbagai jeda kompetisi. Hal ini menyebabkan liga berlangsung setahun penuh. Berbagai alasan seperti kepentingan timnas, politik, ataupun bulan Ramadhan selalu dijadikan dalih dalam jeda kompetisi. Hal tersebut sebenarnya tidak baik untuk kondisi fisik pemain. Selain itu PSSI juga sangat gemar mengubah jadwal di tengah kompetisi. Suatu kondisi yang mungkin hanya terjadi di Liga Indonesia.

Tanpa Degradasi
Satu hal yang membuat suatu liga menarik adalah adanya promosi dan degradasi. Tentunya sangat menarik menyaksikan perjuangan tim papan bawah yang berjuang keras agar dapat bertahan musim depan. Bagaimana jadinya jika degradasi dihilangkan? Tentunya hal itu dapat membuat suatu liga menjadi hambar dan tanpa esensi. Hal inilah yang beberapa kali terjadi di Liga Indonesia. Parahnya lagi, keputusan tersebut dibuat saat liga tengah berlangsung. Semain lengkaplah “keanehan” Liga Indonesia.

Liga Indonesia X, saat LI menggunakan sistem satu wilayah, tiba-tiba saja PSSI membuat keputusan kontroversial. Degradasi dihilangkan dengan dalih tahun selanjutnya akan menggunakan sistem dua wilayah. Apakah hal tersebut hanya berlangsung sekali saja? Ternyata tidak. Saat LI XII, PSSI menghilangkan degradasi. Kali ini dengan dalih untuk menghormati para korban gempa di Yogyakarta dan sekitarnya.

Seakan tak pernah puas dengan keputusan kontroversialnya, musim ini PSSI kembali membuat keputusan yang benar-benar “aneh”. Degradasi kembali dihilangkan karena tahun depan akan diselenggarakan Liga Super. Pada musim kompetisi musim depan Liga Super diikuti 18 tim, Divisi Utama 34 tim, Divisi Satu 48 tim, Divisi Dua 84 tim. Tak ada degradasi di Divisi Utama dan Divisi Satu.

Apakah format kompetisi tahun depan benar-benar akan menjadi format kompetisi yang tetap dan tidak akan berubah lagi? Hmm, penulis sendiri ragu akan hal tersebut. So, jangan pernah pernah menyangsikan “keanehan” Liga Indonesia.

Kesimpulan:
Keanehan Liga Indonesia:
1. Jadwal amburadul
2. Kompetisi berjalan setahun lebih
3. Libur lama sekali (selesai Februari, mulai lagi Juli)
4. Ketua umumnya punya kantor di penjara
5. Jumlah tim banyak banget ya 36 tim
6. Suporter “jeruk busuk” yang jelas-jelas rusuh bisa jadi supporter terbaik

ada yg mau menambahkan???

Sabtu, 26 Januari 2008

Berita PERSIB Bandung (bag. 2)

JAJANG MULYANA BELUM SIAP KE PERSIB

SIAPA yang tidak kenal dengan Persib Bandung. Tim sepak bola kebanggaan 41 juta warga Jawa Barat ini adalah salah satu kesebelasan elite di belantika sepak bola nasional. Banyak pemain top lokal dan luar negeri berebut ingin bermain dengan Persib. Apalagi "Maung Bandung" lolos Liga Super Indonesia tahun depan.

Namun, hal tersebut tidak berlaku bagi Jajang Mulyana. Striker belia yang ikut membawa Pelita Jaya ke semifinal Copa Dji Sam Soe 2007 ini menyatakan tidak ingin bergabung dengan "Pangeran Biru". "Saya merasa tidak siap bermain di Persib," ujar Jajang saat ditemui usai acara pemberian kadeudeuh bagi atlet SEA Games asal Jabar di Gedung Sate Bandung, Selasa (22/1).

Jajang yang juga pemain andalan timnas U-23 di SEA Games lalu, mengatakan dirinya belum siap secara mental dan teknik untuk bermain di klub sebesar Persib. Tekanan untuk selalu bermain baik dari pengurus dan bobotoh, mengecilkan hati Jajang untuk merumput di Bandung. "Saya merasa belum memenuhi syarat. Main di Persib kan harus memiliki kemampuan yang baik, sedangkan saya belum matang. Tekanan dari bobotoh juga terlalu besar," ujar Jajang.

Meski demikian, mantan pemain UNI Bandung itu mengatakan dirinya tetap ingin bermain bagi Persib. Namun, hal tersebut belum bisa diwujudkan dalam waktu dekat karena Jajang ingin mengasah kemampuannya di klub lain terlebih dahulu. Apabila sudah siap, Jajang bersedia bergabung dengan Eka Ramdani dkk. "Mungkin tahun depan," ujar striker kelahiran 23 Oktober 1988 itu.

Selain tidak "pede" (percaya diri), penolakan Jajang juga karena sudah kerasan dengan atmosfer klubnya saat ini, Pelita Jaya Purwakarta. Di bawah asuhan Fandi Ahmad, Jajang mendapatkan momentum untuk menunjukkan permainan terbaiknya. Hasilnya, Jajang dipercaya menjadi pemain inti dan bergabung dengan timnas Indonesia di SEA Games Thailand 2007.

Jajang menilai kesempatan yang saat ini dirasakannya di Pelita bisa saja hilang bila bergabung dengan Persib. Fandi Ahmad, kata Jajang, berani memberi kepercayaan kepada pemain muda untuk tampil, bahkan di pertandingan-pertandingan penting. Hal yang tidak mungkin dilakukan Persib. "Pemain muda di Persib jarang sekali ditampilkan. Pemain binaan kompetisi intern tidak pernah dilirik secara serius," ungkap pemain bernomor punggung 17 itu.

Selain Jajang, ada banyak pemain muda binaan Persib yang merumput di klub lain dan mampu bermain cemerlang. Sebut saja Atep di Persija, dan Aang Suparman di PSS Sleman. Bukan tidak mungkin mereka menggunakan alasan yang sama seperti Jajang untuk menampik tawaran bermain untuk Persib.

Tapi bagaimanapun, penolakan Jajang adalah kritik bagi Persib. Ketidakpedulian terhadap pemain lokal potensial adalah salah satu penyebab gagalnya Persib meraih gelar prestisius selama 10 tahun terakhir. Bila tidak segera diubah, bukan tak mungkin prahara Persib akan terus berlanjut. Kini tinggal menunggu seluruh stakeholder "Maung Bandung" untuk belajar dari kesalahan masa lalu.

Di kutip dari : PIKIRAN RAKYAT

Rabu, 23 Januari 2008

Berita PERSIB Bandung (bag. 1)

Menari Jaipongan di Brunei


MANTAN penyerang Persib asal Maroko, Redouane Barkaoui, mengawali pertandingan bersama klub barunya, Pahang Malaysia dengan mencetak gol, Sabtu (12/1). Sayangnya, seperti dilansir Kantor Berita Malaysia, Bernama, gol itu belum mampu membawa kemenangan bagi klubnya karena skor akhir imbang 1-1.

Barkaoui merayakan golnya dengan menari Jaipongan, seperti ketika dia mencetak gol untuk Persib.

Barkaoui kali pertama merumput bersama Pahang saat berhadapan dengan tuan rumah DPMM FC Brunei di Stadion Hassanal Bolkiah, pada Liga Super Malaysia 2008. Ia terlambat bergabung dengan Pahang karena harus memperkuat Persib hingga pertandingan terakhir kompetisi Liga Indonesia 2007, 30 Desember lalu.

Saat Barkaoui bergabung, Pahang sudah menyelesaikan empat kali pertandingan. Pada pertandingan melawan DPMM Brunei, Pahang unggul melalui tandukan Barkaoui pada menit ke-67 hasil umpan tendangan sudut yang dilakukan Rasdi Talib. Namun, tiga menit kemudian gol balasan tercipta dengan proses sama seperti yang dilakukan Barkaoui. Penyerang asal Brasil, Tiago dos Santos menyamakan kedudukan melalui tandukan hasil umpan Rasmin Khamis dari tendangan sudut.

Salam untuk "bobotoh"

Dalam surat elektronik yang dikirim ke "PR", Barkaoui menyampaikan salam untuk bobotoh. Ia mengaku sempat dilanda kebingungan ketika tiba di Malaysia awal Januari lalu. Klub elite Perlis sangat tertarik untuk merekrutnya dengan nilai kontrak lebih besar daripada Pahang. Ia juga dijanjikan menjadi pemain inti dan akan diduetkan dengan penyerang haus gol Philimon Chipeta.

Ia meminta pendapat kepada "PR" soal pilihan klub. Tentu saja, "PR" memberikan jawaban pilih Pahang. Pasalnya, Pahang sudah cukup setia dan penuh kesabaran menunggu Barkaoui yang harus menyelesaikan Liga Indonesia bersama Persib. Padahal, Liga Super Malaysia sudah bergulir sejak awal Desember. Pertimbangan itu yang membuat Barkaoui akhirnya memilih Pahang.

Ia juga mengabarkan kegembiraannya mengetahui jadwal Liga Super Indonesia 2008 mulai bergulir Juli. Dengan jadwal itu, dia memiliki peluang kembali ke Persib karena Liga Super Malaysia akan berakhir Juni.

Saat berpamitan kepada pengurus Persib, Barkaoui sempat mengusulkan calon pelatih yang pantas menukangi Persib pada LSI 2008. Sayangnya, dia meminta tidak dipublikasikan. Alasan memilih "Mr. X" karena dinilai tegas dan berwibawa.

Secuil kata hari ini....

There is only one happiness in life, to love and be loved.
You know you are in love, when you see the world in her eyes, and her eyes everywhere in the world.